PONDOK PESANTREN DENANYAR

Perpustakaan STikes ICme Jombang, STikes ICme Jombang (2019) PONDOK PESANTREN DENANYAR. [Image]

[thumbnail of 1456067_760344030659501_1365218773_n.jpg] Image
1456067_760344030659501_1365218773_n.jpg - Published Version

Download (24kB)
[thumbnail of Thumbnails conversion from image to thumbnail_lightbox] Other (Thumbnails conversion from image to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (29kB)
[thumbnail of Thumbnails conversion from image to thumbnail_preview] Other (Thumbnails conversion from image to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (15kB)
[thumbnail of Thumbnails conversion from image to thumbnail_medium] Other (Thumbnails conversion from image to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (5kB)
[thumbnail of Thumbnails conversion from image to thumbnail_small] Other (Thumbnails conversion from image to thumbnail_small)
small.jpg

Download (1kB)

Abstract

Terhitung satu abad yang lalu, tepatnya pada tahun 1917M. K.H.M Bishri Sansuri bersama istri beliau, Nyai Hj. Noor Khodijah, atas restu gurunya, K.H Hasyim Asyari, serta dorongan mertua beliau, K.H Hasbullah, mendirikan pesantren di Denanyar yang berjarak 2 Km dari arah barat kota Jombang. secara geografis, desa denanyar yang terletak di garis batas kota Jombang adalah tempat yang strategis. Di sebelah timur terdapat pasar dan pabrik gula. Di sebelah utara, barat dan selatan merupakan sawah dan perkebunan yang subur, sehingga sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial desa tersebut. Kekerasan, rendahnya nilai - nilai moral, kegiatan perjudian, tempat pelacuran adalah fenomena umum kehidupan di desa saat itu. Fenomena demikian tidak menyebabkan kendornya semangat Kiyai Bishri Sansuri, tetapi justru beliau merasa terpanggil hatinya untuk menghadapi tantangan dengan pendekatan - pendekatan yang lentur tetapi tegas dalam sikap dan pendirian. Pendekatan itu berimplikasi pada dua hal sekaligus ;(1) Mengubah pola hidup masyarakat sekelilingnya secara berangsur - angsur dan ; (2) Menarik perhatian penduduk luar desa untuk belajar ilmu - ilmu agama dari beliau. Berangkat dari sebuah surau dengan empat orang murid pertama, lambat tetapi pasti, berkembanglah pesantren tersebut, bahkan pada tahun 1919 beliau membuat percobaan dengan mendirikan kelas khusus untuk santri - santri perempuan sebagai hal yang belum lazim pada masa itu. Penuh kesabaran dan kegigihan beliau berjuang. Dari hari kehari akhirnya bimbingan itu makin dirasakan buahnya oleh masyarakat. Gadis - gadis mulai dibuka pandangannya, ditunjukkan sau persatu tentang kemuliaan dan harga diri kaum Hawa, betapa cantik dan anggunnya mereka dilihat dari kacamata Islam. Sejak saat itulah Mamba'ul Ma'arif bukan saja tempat pengkaderan kaum pria, akan tetapi juga merupakan tempat pembinaan kaum wanita. Dan itulah sesungguhnya AWAL PERJUANGAN EMANSIPASI WANITA di INDONESIA. Wanita - wanita berkerudung telah bermunculan dan masyarakat Islam-pun mulai menampakkan wajahnya. Keindahan dan kemanisan agama tampak bersinar dengan akhlaq al – karimah.

Item Type: Image
Subjects: H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
H Social Sciences > HX Socialism. Communism. Anarchism
Divisions: Images
Depositing User: Repository STIKES ICME Jombang
Date Deposited: 03 Dec 2019 21:49
Last Modified: 03 Dec 2019 21:55
URI: http://repository.itskesicme.ac.id/id/eprint/2900

Actions (login required)

View Item View Item