Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan SIkap Ibu dalam Penanganan Awal Kejang Demam (Studi Di RS Wates Husada Balongpanggang Gresik)

Darmawan, Muchammad Rudy Dwi (2018) Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan SIkap Ibu dalam Penanganan Awal Kejang Demam (Studi Di RS Wates Husada Balongpanggang Gresik). Undergraduate thesis, STIKes Insan Cendekia Medika Jombang.

[thumbnail of Jurnal Rudi.docx] Text
Jurnal Rudi.docx - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (32kB) | Request a copy
[thumbnail of BAB 1-6 Moh rudi.docx] Text
BAB 1-6 Moh rudi.docx - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (105kB) | Request a copy
[thumbnail of Generate index codes conversion from text to indexcodes] Other (Generate index codes conversion from text to indexcodes)
indexcodes.txt
Restricted to Registered users only

Download (5kB) | Request a copy
[thumbnail of Generate index codes conversion from text to indexcodes] Other (Generate index codes conversion from text to indexcodes)
indexcodes.txt
Restricted to Registered users only

Download (15kB) | Request a copy

Abstract

Kejang demam atau step ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal lebih dari 38°C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang merupakan perubahan fungsi otak secara mendadak dan sangat singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh aktifitas otak yang abnormal, serta adanya pelepasan listrik serebral yang sangat berlebihan (Alimul, 2012). Meskipun tekhnologi telah berkembang dengan pesat akan tetapi pengetahuan orang tua terutama ibu dalam menghadapi anaknya yang mengalami kejang demam selalu panik dan berbuat sangat membahayakan bagi anaknya. Seperti kasus kejang kopi di Balikpapan, seorang balita laki- laki berusia 5 tahun yang mengalami sakit muntaber. Setelah diberi pengobatan di rumah sakit, bocah tersebut mulai membaik. Namun ketika sampai di rumah, bocah tersebut mengalami kejang – kejang. Karena bermaksud menghentikan kejang, ibu bocah memberikan 1 sendok kopi yang kebetulan ada didekatnya pada si bocah yang sedang kejang. Beberapa saat kemudian bukannya berkurang, melainkan seluruh badannya mengalami kejang semakin parah, selanjutnya bocah tersebut tidak bergerak lagi selamanya (PDPERSI, 2014). World Health Organization (WHO), memperkirakan pada tahun 2015 terdapat lebih dari 21,65 juta penderita kejang demam dan lebih dari 216 ribu diantaranya meninggal. Selain itu di Kuwait dari 400 anak berusia 1 bulan - 13 tahun dengan riwayat kejang, yang mengalami kejang demam sekitar 77% (WHO, 2016). Menurut The International League Against yang dikutip oleh Veisani,et al. 2014, kejadian kejang demam pada bayi atau anak – anak pasti disertai suhu lebih dari 38°C tanpa bukti adanya ketidakseimbangan elektrolit akut dan infeksi Central Nervous System (CNS). Kejang demam mempengaruhi 2-5% anak – anak di dunia. Anak–anak jarang mendapatkan kejang demam pertamanya sebelum umur 6 bulan atau setelah 3 tahun. Insidensi kejang demam di beberapa negara berbeda-beda. India 5-10%, Jepang 8,8%, Guam 14% dan di Indonesia pada tahun 2015-2016 mencapai 2-4% (Fadila, 2017). Berdasarkan data kejang demam Jawa Timur, kejadian kejang demam pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun hampir 2-5%. Hampir sebanyak 1 dari setiap 25 anak pernah mengalami kejang demam dan lebih dari sepertiga dari anak-anak tersebut mengalami lebih dari 1(satu) kali. Angka kematian pada kasus kejang demam mencapai 0,46% sampai dengan 0,74%. Sedangkan kemungkinan terjadinya serangan ulang kejang 25% sampai dengan 50% pada 6 bulan pertama dari serangan kejang (Kartono M,2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi keterbatasan pengetahuan orang tua diantaranya umur, pendidikan, penyuluhan, pengalaman, media massa, sosial budaya, pekerjaan, intelegensi (Notoatmodjo,2013). Penanganan terhadap anak kejang akan berpengaruh kecerdasannya. Jika anda terlambat mengatasi kejang pada kemungkinan penyakit epilepsy, atau bahkan keterbelakangan mental di kemudian hari. Kondisi yang menyedihkan ini berlangsung seumur hidupnya. Sebelum kejang biasanya anak akan menderita demam yang tinggi 38 – 40 C. Pada saat demam ini, kekejangan tergantung kekuatan tubuh si anak. Banyak anak demam tinggi dan kejang setelah melakukan imunisasi. Biasanya setelah imunisasi, dokter memberi resep obat penurun panas untuk segera di minumkan si kecil (PDPERSI,2014). Dengan melihat kasus diatas untuk mencegah terjadinya kematian dan kecacatan yang diakibatkan kejang demam dengan memberikan penyuluhan ataupun informasi pada orang tua tentang bahaya akibat kejang demam, cara mencegah dan cara penanganan kejang demam pada anak dirumah (PDPERSI,2014). Sehingga dari data diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang tingkat pengetahuan dengan sikap ibu dalam penanganan awal kejang demam di RS Wates Husada Balongpanggang Gresik. Kata Kunci : Demam, Penanganan Demam

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Uncontrolled Keywords: Demam, Penanganan Demam
Subjects: R Medicine > RT Nursing
Divisions: Program Studi > S1 Ilmu Keperawatan
Depositing User: User1
Date Deposited: 22 Jul 2020 14:27
Last Modified: 07 Jan 2021 11:03
URI: http://repository.itskesicme.ac.id/id/eprint/3401

Actions (login required)

View Item View Item